Tawaran kerjasama roadshow #SetengahDewa
Bedah buku Mahasiswa Setengah Dewa (Edisi 1 & 2) dan training optimalisasi mahasiswa. Jadikan kampusmu tuan rumah event akbar tahun 2015 ini!
Category
All news about politic, economy, education, social, environment, goverment, and business
Bedah buku Mahasiswa Setengah Dewa (Edisi 1 & 2) dan training optimalisasi mahasiswa. Jadikan kampusmu tuan rumah event akbar tahun 2015 ini!
Film “The Way” karya Mindset Pictures – Broadcasting UIN Suska Riau
Mencermati hasil survei Indeks Demokrasi Global sangat mengejutkan pelbagai pihak. Betapa tidak, hasil survei lembaga kredibel Economist Intelligence Unit tahun 2010 menunjukkan Indonesia hanya berada di peringkat 60 dari 167 negara yang disurvei. Indonesia kalah dibandingkan Thailand (ke-57), Papua Nugini (ke-59), bahkan jauh tertinggal dibanding negara Timor Leste (ke-42). Menurut Burhanuddin Muhtadi dalam bukunya Perang Bintang 2014: Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan Pilpres (2013), mengatakan Indeks demokrasi rendah disebabkan lemahnya variable budaya politik, partisipasi, dan isu-isu kebebasan sipil.
Para pendiri Republik ini adalah kaum terdidik yang tercerahkan, berintegritas. Mereka berkesempatan hidup nyaman tapi mereka pilih untuk berjuang. Mereka mengedepanan keteladanan yang menggerakkan. Hal inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia dewasa ini, anak-anak bangsa yang terdidik harus berdiri di garda terdepan untuk mengupayakan kemajuan bangsa. Indonesia dalam kurun waktu 2010 sampai 2035 akan mengalami bonus demografi, dimana kaum muda produktif adalah komposisi terbesar, dividen akan diperoleh jika pendidikan berhasil. Masa ini harus mampu dijadikan titik balik kebangkitan.
The most affecting news story a few days ago was that one of provinces in Indonesia would build the HIV-AIDS hospital. Honestly this news directly made volunteers combating HIV-AIDS and Buddies (Volunteers who work to advocate HIV-AIDS Victims) was shocked. It becomes more difficult to achieve the goal of combating HIV-AIDS program especially in CST (Care and Support Treatment) for human living with HIV.
Education is a long-term investment. The result is impossible to be acquired within a short time. As Confusius said, “If you want one year prosperity, grow seeds. If you want ten years prosperty, plant trees. If you want one hundred year prosperity, educate people”. What Confusius’s says has very strong implisit meaning. There is a hidden powerful effect of education. In the modern management education view, education is functiones to be technical-economic. The functionrefers to itcontribution to economy. Education guides the students to improve their knowledge and develop their skill, shape attitudes and good behaviour. All of this aspect is everything they need to lead their life and to compete in the competitive economy. So therefore, we could say that education is not only an instrument for the economic development, but also for economic growth.
Silahkan isikan data dan lengkapi kuesioner berikut untuk penyelenggaraan acara reuni dan buka bersama alumni 2008 SMA N 3 Mandau tahun 2014. Data dapat disimpan sebagai personal copy agar dapat mempermudah komunikasi dan silaturahmi di masa yang akan datang.
Silahkan isikan data dan lengkapi kuesioner berikut untuk penyelenggaraan acara reuni dan buka bersama alumni 2005 SMP N 3 Mandau tahun 2014. Data dapat disimpan sebagai personal copy agar dapat mempermudah komunikasi dan silaturahmi di masa yang akan datang.
Siapa yang tak mengenal sosok mantan presiden Indonesia B.J Habibie. Seorang pria yang lahir dari keluarga sederhana dari sebuah daerah di pelosok selatan pulau Sulawesi yang akhirnya menjadi seorang teknokrat ulung, handal dan ternama di Negara berteknologi tinggi Jerman. Tak pernah terbayangkan pula olehnya bahwa ia nantinya akan menjadi salah seorang dalam deretan pemimpin di Negara tempat ia dilahirkan, Indonesia.
Habibie hanyalah seorang sosok pemuda biasa saat pertama sekali menjejakkan kaki di Jerman dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di RWTH Aachen pada tahun 1955. Namun berkat keuletan dan kegigihannya, Habibie mampu menyelesaikan tidak hanya program Diplom ingeneur-ya saja (setara Master), bahkan mampu menyabet gelar Doctor ingeneur (setara Ph.D) dengan predikat summa cum laude (Istimewa).
Tapi kali ini saya tidak ingin bercerita lebih jauh tentang Pak Habibie. Saya hanya ingin berbagi cerita mengenai pengalaman menempuh pendidikan di Jerman, tempat dimana Pak Habibie dan banyak orang Indonesia serta peöajar Aceh lain yang menuntut ilmu disana.