Jadilah kelinci merah diantara kelinci putih. Distinguish yourself and let them know you are exist!

[dropcap style=”flat”]A[/dropcap]dagium di atas, bagi sebagian besar orang memang sudah tidak asing lagi. Tapi pahamkah kita apa maksud sebenarnya dari kalimat tersebut. Guru sekolah saya dulu, saat silaturahmi Idul Fitri ke rumah beliau pernah bercerita. Dari sekian banyak siswa dalam satu kelas, hanya beberapa yang akan terkenang sampai lama, diantaranya adalah siapa yang paling pintar, siapa yang paling bandel, siapa yang paling pendiam―sementara yang biasa-biasa saja akan lupa begitu saja. Hanya mereka dengan identitas yang jelas dan kuat yang biasanya akan mudah diidentifikasi oleh dunia. Sama halnya dengan merek suatu produk―istilah lainnya adalah brand, kita sangat mudah mengingat suatu produk karena kekuatan ­brand-nya, misalnya, ketika disebutkan smartphone maka fikiran kita langsung tertuju pada iPhone dari Apple, merek ponsel cerdas yang terkenal karena kualitas dan kemewahannya. Begitulah branding produk bekerja, sementara dalam personal branding―manusia adalah subjeknya.

Akselerasi sukses dengan personal branding_Adhitya Fernando (AYLE)

Personal branding adalah fenomena yang menarik. Dalam komunitas sosial manusia saat ini, disadari atau tidak, sebenarnya masing-masing pribadi memiliki merek tersendiri. Jika produk, perusahan atau institusi memiliki nama khusus yang disebut merek, maka nama pada manusia adalah merek tersebut―meskipun tidak selamanya hanya merujuk pada nama. Saya sebutkan beberapa nama seperti Mario Teguh dan (Alm) Bob Sadino. Keduanya memiliki diferensiasi yang jelas dan personal brand yang kuat. Yang satu adalah motivator kenamaan Indonesia, sementara satu lagi adalah pengusaha sukses Indonesia yang ‘nyentrik’ degan celana pendeknya.

Ada cerita menarik tentang Alm. Bob Sadino yang saya dapatkan dari salah seorang senior saya. Begini, pernah suatu hari salah seorang senior saya mendampingi om Bob menghadiri pameran lukisan. Banyak karya yang dipajang disana, dari berbagai pelukis dan juga dengan rentang harga yang beragam―bahkan bisa dibilang fantastis. Setelah berkeliling cukup lama, om Bob berhenti di suatu stand dan menawar salah satu lukisan. Harga pameran itu hanya 5 juta rupiah, beda jauh dari mayoritas lukisan disana. Kepada pelukisnya om Bob bilang ingin membeli lukisan tersebut, tapi pelukisnya malah marah dan mengusir om Bob. “Saya gak jual lukisan ini pada Anda”, ucap pelukis itu. Mendapat reaksi tersebut om Bob malah tertawa dan berlalu ke stand berikutnya. Penasaran dengan kejadian tersebut, senior saya yang mendampingi om Bob bertanya pada pembeli, kenapa dia malah seperti itu. “Saya gak jual karena dia beli lukisan ini 5 juta, tapi difikirannya lukisan ini 5 miliar”, tukas pelukis. Haha..senior saya tertawa. Bob Sadino itu kan pebisnis tulen, sambung pelukis tersebut. Apa yang ‘nyentrik’ dari cerita tersebut? Bob Sadino jelas memiliki personal branding yang sangat kuat, ia memiliki pengaruh, reputasi dan kepercayaan dari orang-orang. Di tangannya lukisan itu bisa dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal. Orang bisa jadi tidak berfikir seperti apa lukisannya, tapi malah siapa penjualnya.

Suatu ketika Ibu saya pernah bercerita bahwa Adik saya Andi Saputra mengeluhkan kenapa dia diberikan nama itu―yang menurutnya tidak keren dan sudah umum. Penasaran apa jawaban Ibu, saya langsung bertanya “lalu Mama bilang apa ke dia?”, “Itu tugas Andi untuk membuatnya berbeda, memang banyak Andi di dunia ini, Andi Saputra, dan Andi-Andi lainnya. Lalu Andi Saputra anak Mama ini akan dikenal dunia sebagai apa?”, ujar beliau kepada saya. Terang saja saya takjub, wow, Ibu saya ternyata concern juga terhadap branding―walau mungkin beliau tidak secara langsung mengenal istilah personal branding.

Sudah cukup panjang lebar saya bercerita. Saya yakin Anda sudah bisa menangkap apa sebenarnya personal branding dan mengapa ia bisa berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan. Jadi sepertinya saya cukupkan sampai disini saja ya..hehe (just kidding).

Pengertian personal branding

Personal branding dewasa ini sudah menjadi disiplin ilmu tersendiri, banyak pakar dan ahli yang sudah meneliti soal ini. Oleh karena itu, penting kiranya saya merujuk ke mereka untuk mendapatkan pengertian yang utuh mengenai personal branding. Timothy P. O’Brien, penulis buku The Power of Branding (2007), mengatakan bahwa personal brand adalah identitas pribadi yandg mampu menciptakan sebuah respon emosional terhadap orang lain mengenai kualitas dan nilai yang dimiliki orang tersebut. Montoya (2009), mengajukan pengertian yang hampir serupa, personal brand adalah image yang kuat dan jelas yang ada di benak klien Anda.

Sebagaimana branding sebuah produk dengan segala atribut dan diferensiasinya, maka begitu juga dengan personal branding, adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, diantaranya adalah kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran. Personal brand merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara dalam benak orang lain. Tentu tujuan akhirnya adalah bagaimana orang lain itu punya pandangan positif atau persepsi positif sehingga bisa berlanjut ke trust atau aksi-aksi lainnya. Secara sederhana, dapat saya katakan bahwa personal brand adalah pandangan orang terhadap Anda, what people see of you. Tiga pilar personal branding: karakter, kompetensi dan kekuatan (Dewi Haroen, 2014).

Saya kutip dari Forbes, bahwa istilah personal branding pertama kali dikemukakan oleh Tom Peters dalam artikelnya yang berjudul “The Brand Called You”. Ia menggunanakan istilah ini dalam konteks korporasi di mana semua pegawai harus berfikir diri mereka adalah sebuah brand yang padanya melekat aset, sumber daya dan fitur-fitur perusahaan dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Barulah pada 20 tahun kemudian, visi Peter ini menunjukkan hasil dan menjadi trend saat ini.

Namun dewasa ini, istilah personal branding sudah diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan dan semakin terpersonifikasi. Dewi Haroen contohnya, dalam bukunya “Personal Branding: Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik” menjelaskan fenomena personal branding di dunia politik, terutama pada masa kampanye dan suksesi kepemimpinan. Terpilihnya Barack Obama sebagai presiden Amerika adalah salah satu contoh sukses bagaimana personal branding memberikan pengaruh besar. Di dalam negeri bisa diambil contoh terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden Indonesia sampai dua periode. Pamor dua tokoh tersebut, selain memang mereka mempunyai kualitas dan kompetensi yang cukup mumpuni, didukung juga dengan branding atau pencitraan yang baik. Sehingga menciptakan persepsi positif di masyarakat untuk mempercayakan kursi kepemimpinan kepada mereka. Masyarakat melihat kekuatan personal branding, kharisma dan ketokohan pada dua orang tersebut, mendobrak kebiasaan lama yang melihat latar belakang partai pendukung mereka. Begitu juga kiranya dengan apa yang terjadi pada Joko Widodo, kemenangan Jokowi tidak lepas dari personal branding-nya seperti yang diinginkan mayoritas masyarakat.  Sehingga dengan cepat ia menjadi top of mind di masyarakat.

Reputation is what people think and say about you, but character is truly what you are. Always maintain your character than reputation.

Manfaat personal branding

Ditengah zaman globalisasi ini, persaingan dunia semakin terbuka. Ditambah dengan munculnya teknologi yang menghapus batasan-batasan komunikasi. Sesuatu dapat dengan mudah diakses dan diketahui publik, dan semakin tinggi tingkat aksesibiltas seseorang maka ia akan mendapat banyak keuntungan. Dalam suatu presentasi kewirausahaan yang pernah saya hadiri, pembicara mengatakan, “jika sesuatu belum muncul di Google maka keberadaannya bisa dikatakan tidak ada”. Teknik branding pun menjadi semakin berkembang, yang dulu hanya marketing secara konvensional, word of mouth, sampai saat ini reputasi online juga harus diperhitungkan.

Pada waktu kuliah dulu, saya sampai dijuluki ‘Aktivis internasional’ oleh teman-teman di kampus. Branding tersebut semakin menegaskan posisi saya dalam pergaulan dan dikenal orang banyak, jaringan semakin luas dan tentunya banyak kemudahan-kemudaha saya saya dapatkan. Sekilas mengapa saya sampai dijuluki seperti itu, pada masa kuliah saya sangat aktif di organisasi kampus baik yang internal dan eksternal. Saya pernah menjabat di seluruh jenjang lembaga eksekutif kampus. Saya menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kegiatan organisasi saya tersebut membuat persepsi publik semakin kuat mengenal identitas saya sebagai aktivis mahasiswa. Namun selain itu, saya juga aktif mengikuti kesempatan student exchange ke luar negeri seperti mengikuti ASEANpreneurs Youth Leaders Exchange di Filipina dan Intercultural Summer School  di Jerman. Dari ASEANpreneurs itulah saya mulai paham mengenai personal branding. Salah satu materi yang diberikan pada waktu itu, saya masih ingat disampaikan oleh Irma Mutuc dalam acara Advertising Workshop di University of The Philippines membahas tentang branding produk. Begitulah bagaimana saya mendapat julukan tersebut.

Akselerasi sukses dengan personal branding_Adhitya Fernando (group)

Dari pengalaman di atas, saya mendapat kesimpulan bahwa branding yang baik adalah “kualitas nyata”. Tidak hanya sekedar polesan dan rekayasa, sebagaimana yang banyak terjadi dewasa ini. Orang-orang terjebak dengan keinginan untuk sukses yang instant karenanya mereka membuat identitas palsu dan melebih-lebihkan segala sesuatunya. Percayalah, orang akan bisa melihat siapa Anda sesungguhnya. Jangan menjebakkan diri Anda dengan sesuatu yang Anda rekayasa. Reputasi mungkin bisa dicari, tetapi sekali karakter Anda dibenci maka Anda akan susah mendapatkannya lagi.

Menegaskan kembali bahwa, personal branding tidak hanya digunakan untuk sebuah kontestasi dan institusi, tetapi juga sudah menjadi keharusan untuk setiap pribadi memilikinya. Ada banyak manfaat memiliki personal branding―menambahkan apa yang Anda simpulkan dalam contoh yang saya berikan di atas. Personal branding yang baik akan membuat Anda memiliki pengaruh yang besar, kredibilitas di dalam komunitas Anda, trust, kemudahan dan kesempatan dalam bisnis dan urusan-urusan Anda.

Personal branding memberikan manfaat yang luas. Ia membantu membentuk Anda sebagai seorang profesional yang memiliki kualifikasi dan kredibiltas di dalam bidang Anda. Membantu Anda mengindentifikasi dan mengkomunikasikan apa yang unik dalam diri Anda dan apa yang sesuai dengan tujuan Anda. Anda akan dapat memahami kekuatan, keterampian, passion, dan nilai-nilai yang akan membuat Anda berbeda dari yang lainnya, and becoming really stand out.

Personal branding membantu Anda untuk produktif karena Anda akan fokus pada sesuatu yang Anda sukai, sense of purpose and passion. Motivasi akan sangat membantu Anda untuk mencapai hasil yang maksimum. Anda akan mendapat visibiltas dan pengakuan yang akan menunjang setiap urusan Anda.

What makes you unique, makes you successful. Kekuatan personal branding itu sangat dahsyat karena ia memberikan pesan yang jelas dan kuat tentang siapa Anda dan apa keuggulan Anda. Dengannya Anda akan mudah dikenali dan membuat posisi Anda semakin dihormati. Coba kita perhatikan bagaimana seseorang bisa sangat exist dengan personal branding. Artis contohnya, dengan memiliki branding yang baik dan menarik maka ia akan semakin diminati publik dan tawaran terhadapnya akan terus mengalir. Bisa kita ambil contoh seorang Ahmad Dhani yang mampunyai positioning yang sangat bagus di dunia hiburan Indonesia karena ia memiliki keunikan dan mem-branding-nya dengan baik. Begitu juga dengan profesi-profesi lainnya.

Normal is boring. Terlalu banyak orang yang sama di dunia ini, Anda harus tampil beda.

Apa branding Anda? Bagaimana cara memilikinya

Apa yang ada pada diri Anda yang bisa Anda unggulkan? Pertanyaan ini harus bisa Anda jawab untuk bisa merumuskan branding yang tepat. Memang bukan hal yang mudah untuk menjawab ini. Namun jelas bisa diusahakan.

To figure it out, saya mengutip Dan Schawbel dalam bukunya “Me 2.0: Build a Powerful Brand to Achieve Career Success”. Ia menjelaskan ada 4 tahapan untuk membantu Anda menemukan dan membangun brand yang powerful, yaitu discover, create, communicate dan maintain. 4 langkah tersebut akan mempermudah Anda menemukan ide apa yang akan membuat Anda stand out, menemukan passion Anda, mendapatkan keuntungan dan meraih hidup yang bahagia.

Pertama adalah discover. Pelajari tentang diri Anda, keahlian Anda, nilai-nilai yang Anda miliki, misi pribadi, intelektualitas yang tinggi, bidang kajian yang Anda sukai dsb. Jika Anda tidak melalui tahapan ini, Anda akan susah untuk menyebarkan brand Anda kepada orang lain. Temukan perbedaan Anda dari orang lain, “Siapa Anda?”, “Apa yang Anda bisa lakukan?”, “Jika Anda bisa melakukan sesuatu akan seperti apa hasilnya?”.

Llyod Luna, seorang pakar motivasi dari Filipina, dalam suatu presentasinya yang saya hadiri mengatakan, “If you not stand for something, you’ll fail for everything”. Pesannya jelas, Anda harus, setidaknya menguasai sesuatu hal. Jika saat ini Anda adalah seorang mahasiswa yang bergiat dalam perfilman, media dan komunikasi. Anda harus mahir dalam hal tersebut. Itu adalah profesi yang bisa Anda branding, Anda bisa dikenal sebagai pegiat dan pakar dalam hal tersebut. Orang yang sukses mampu menggabungkan passion­­-nya dengan keahlian. Anda juga dapat menjadikan visi misi hidup Anda sebagai brand, fikirkan tentang impian Anda 10 sampai 20 tahun mendatang, lalu jabarkanlah hal tersebut dalam interval waktu dan step yang harus Anda capai. Sangat penting untuk memiliki gambaran tujuan apa Anda di masa depan, karena sesungguhnya itulah branding Anda yang permanen.

Selanjutnya adalah create. Menciptakan personal brand berarti membuat bahan promosi tentang brand Anda. Dari contoh mahasiswa yang bergiat di perfilman di atas, ia harus mulai untuk membuka akses terhadap karya-karyanya ke publik. Membuat resume Anda di LinkedIn, mengunggah video karyanya di Youtube, membuat profil Anda di Facebook, blog, website dan berbagai social media tools lainnya. Anda juga mulai melengkapi diri Anda dengan kartu nama. Jangan berfikir ini berlebihan, ini hal biasa dalam dunia profesional, namun sangat powerful. Saya selalu memberikan kartu nama saya setiap kunjugan saya ke berbagai daerah, bertemu orang-orang baru dan terutama ketika saya ikut student exchange saat itu. Tulisan tentang Anda juga sudah harus mulai muncul di media masa, biasanya koran menyediakan space untuk mahasiswa ataupun profesional muda. Koran Tribun contohnya menyediakan kolom Rising Star, saya beberapa kali berhasil terbit disini. Intinya adalah, Anda harus melengkapi materi online dan offline terntang Anda.

Semakin luas profil Anda muncul di publik, terutama media maka brand Anda akan semakin dikenal. Selalu berikan nilai-nilai yang baik tentang Anda sehingga persepsi tentang Anda akan semakin positif, orang akan menyenangi Anda dan akan tertarik untuk menjalin kerja sama ataupun menawarkan peluang-peluang yang baik kepada Anda.

Saya percaya banyak manfaat yang akan diperoleh dari ‘keterkenalan’, jangan gengsi untuk berbagi, bahkan hanya ‘impian’ Anda. Saya mencontohkan, saya mendapat banyak dukungan atas impian yang selalu saya bagikan di status Facebook saya. Saya termotivasi untuk ke Jerman dan melanjutkan studi di sana, orang-orang akhirnya akrab dengan impian saya tersebut. Mereka sering kali memberikan dukungan, link beasiswa, berbagi tips dan trik serta mengenalkan saya kepada orang-orang yang terkait dengan Jerman dan kesempatan kesana.

Ada yang menarik ketika dulu saya pernah mengajuka permohonan kerjasama dengan pemerintah, pejabat dan pernah juga permohonan bantuan kegiatan. Mereka yang saya temui ternyata sudah mengenal saya, “Jadi ini kamu yang namanya Adhitya Fernando. Saya membaca tentang kamu sebelumnya. Jadi bagaimana, ayo langsung saja..” Urusan saya jadi makin mudah dan mendapat atensi yang baik.

Yang ketiga adalah communicate. Pada tahap ini, apa yang harus Anda lakukan adalah mengoptimalisasikan apa yang sudah Anda buat to let people know you exist. Selain mereka bisa menjangkau Anda dari riwayat online, media masa dan berbagai hal yang sudah Anda upayakan untuk meningkatkan visibilitas Anda, sangat disarankan untuk Anda juga berinisiatif membangun komunikasi direct kepada mereka. Bisa dengan menyapa mereka di media sosial, memberikan komentar dan feedback terhadap rekan Anda, menulis artikel mengenai ide-ide Anda, menulis opini, mengahadiri undangan pertemuan, konferensi dan rapat-rapat lainnya. Anda harus mulai aktif menghadiri forum-forum, menjalin komunikasi dengan para profesional. Intinya adalah Anda juga harus menghadirkan diri Anda dalam interaksi di dunia nyata.

Tahap terakhir adalah maintain. Dalam proses kehidupan Anda, terutama selama menemukan jati diri, branding bisa berubah-ubah seiring dengan perjalanan Anda, visi dan keahlian-keahlian baru yang Anda punya. Hal itu wajar karena ada masa dimana Anda melakukan eksperimen-eksperimen misi hidup. Yang harus Anda lakukan adalah selalu meng­-update­-nya. Pastikan orang dapat mengetahun apa brand Anda saat ini.

Kemudian yang terpenting selanjutnya adalah fokus dan konsisten, kuncinya seperti yang saya katakan di atas, pastikan passion Anda relevan dengan keahlian. Teruslah kembangkan diri Anda dengan kemampuan perfilman contohnya, konsistensi akan melahirkan apresiasi. Anda harus menjadi profesional dalam bidang itu. Terus lahirkan ide dan karya Anda, teruslah melakukannya dan jangan cepat berharap Anda akan dapat apresiasi di setiap hal yang Anda lakukan.

Sebagai seorang akademisi misalnya, pakar pendidikan dan teknologi, Anda bisa terbitkan buku, hasil penelitian, menulis mengenai ide dan wacana masa depan, menulis opini terhadap realitas pendidikan saat ini dsb. Anda juga harus membekali diri Anda dengan kompetensi akademis seperti gelar akademik yang baik, terus belajar hingga Anda mencapai posisi tertinggi meraih gelar profesor. Setiap hal yang Anda telah Anda lakukan akan semakin menguatkan reputasi Anda dan menegaskan branding diri Anda.

Personal branding dan kesuksesan

Dengan berbagai hal yang sudah saya paparkan di atas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahap awal personal branding akan membantu Anda menemukan dan menciptakan keunggulan diri Anda, target dan tujuan Anda. Selanjutnnya membantu Anda mendeferensiasikan diri Anda dari orang-orang lainnya, membuat identitas diri Anda menjadi unik dan mudah dikenali. Kemudian Anda belajar bagaimana mempromosikan keunikan Anda tersebut sehingga berbuah keuntungan-keuntungan yang bisa Anda dapatkan, penawaran kerjasama, kesempatan kerja dsb. Dengan demikian Anda berhasil mendapatkan kehidupan yang hebat. Jika Anda mampu mengaplikasikan konsep di atas dalam kehidupan Anda, maka niscaya Anda akan semakin sukses dalam kehidupan Anda.

Raihlah kehidupan yang membahagiakan Anda dan belajarlah hidup dengan bahagia, dengan mencintai apa yang Anda lakukan. Niscaya Anda akan lebih sukses karenanya. Hidup ini harus hebat, namu sikap harus tetap bersahaja.

Go confidently in the direction of your dreams. Live the life you’ve imagined. – Henry David Thoreau

Jakarta, 6 Maret 2015