[dropcap style=”flat”]M[/dropcap]asih saya ingat jelas ketika itu Pemilihan Raya (PEMIRA) UIN Suska tahun 2012 saya dipinang menjadi calon wakil presiden mahasiswa oleh sahabat saya dari salah satu organisasi intra kampus.
Saat itu saya terima pinangannya. Sudah sempat konsolidasi dan mengurus berbagai persiapan, namun karena ada beberapa masalah yang memang krusial, terpaksa saya harus mundur dan merelakan sahabat saya itu maju dengan menggandeng orang lain.
Mendekati PEMIRA, ternyata ada kabar ganjil yang ternyata menyurutkan langkah kemajuan saya sebagai capresma. KPRM membuat peraturan bahwa capresma maksimal adalah semester 8. Saya jadi teringat pertentangan tahun lalu yang sempat memunculkan kegaduhan karena masalah yang sama. Pada saat itu ada dua kandidat yang sama-sama berada pada semester sepuluh. Pertentangan muncul dan sempat menimbulkan konflik. Singkat cerita akhirnya salah satu calon memutuskan untuk mundur dengan penuh kesadaran, namun satu calon lagi tetap maju dengan segala konsekuensi dan pelegalan yang terencana. Pada PEMIRA 2012, hanya ada satu pasangan calon yang memenuhi syarat semester, dari total 3 pasangan calon.
Akhirnya PEMIRA 2012 dimenangkan oleh pasangan calon semester sepuluh yang ketika pertentangan masalah semester terjadi mereka tetap ngotot untuk maju.
Melihat keadaan tahun ini yang hampir serupa dengan tahun kemarin, akhirnya saya putuskan dengan cukup berat hati untuk tidak maju sebagai capresma. Karena menimbang berbagai hal, termasuk pertentangan yang mungkin akan kembali memunculkan konflik. Namun, saya mengapresiasi kepercayaan dan dukungan teman-teman kepada saya, selain secara pribadi saya juga berkeyakinan penuh kemajuan saya. Saya saat itu merasa, “ya inilah saatnya”, saya merasa saya cukup kompeten, cukup berpengalaman mengenai ormawa kampus, cukup berprestasi dan cukup mental, cukup visi untuk perubahan dan jelas saya merasa bahwa saya mempunyai kapabilitas untuk jabatan sebagai presma nantinya.
Betapa tidak, keputusan untuk maju baru final ketika hari terakhir pendaftaran calon dan ketika calon sudah memasuki masa kampanye, kami masih disibukkan dengan proses melengkapi persyaratan administrasi yang ketika itu diminta agar diperbaiki kembali oleh KPRM. Saat itu, cuma tersisa sekitar 4-5 hari menjelang pemilihan. Kami baru mulai melakukan kampanye, namun tidak cukup waktu dan masa lagi untuk konsolidasi dengan berbagai ormawa selingkungan UIN. Selain berbagai ormawa tsb sudah jauh-jauh hari diajak berunding oleh pasangan calon yang lain, juga memang tidak mungkin meloby mereka agar merubah keputusan dukungannya sekejap waktu. Alhasil kami hanya turun kampanye seadanya. Kami merasa cukup efektif apa yang sudah kami lakukan, antara hari kampanye dan jumlah suara dukungan yang berhasil kami dapatkan, andaikan saja persiapan sudah jauh-jauh hari mungkin saja kami adalah pemenangnya.
Saya berharap ada penerus-penerus yang bervisi serupa dengan saya.
Ini adalah masanya adik-adik junior, saya berpesan agar selain aktif di organisasi dan akademik, kejar juga impian dan raih pengelaman sebanyak-banyaknya, raih prestasi setinggi-tingginya. Prestasi lokal, nasional dan internasional.
*Tulisan ini dibuat pada tanggal 27 Mei 2013.
What do you think? Leave your comment.